Senin, 22 November 2010

makalah pengembangan kurikulum

TUGAS MAKALAH
Pengembangan kurikulum PAI
“Model Pengembangan Kurikulum Administratif”
Dosen Pengampu: Drs. Rustam, A.M.pd
Disusun Oleh:
Abdul rozi






Semester / Kelas : IV / A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONTIANAK
2010
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur bagi Allah Rabb alam semesta. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan dan tauladan kita Muhammad Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Alhamdulillah, setelah dengan berbagai usaha mencari dan membaca buku-buku referensi tentang Pengembangan Kurikulum PAI. Sehingga tersusunlah makalah ini, yang mana didalamnya kami mencoba membahas tentang Model Pengembangan Kurikulum Administratif.
Dan tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah bersedia membimbing selama makalah ini dibuat. Serta kepada teman-teman yang telah bersedia memberikan informasi hingga makalah ini dapat terselesaikan dan juga kepada kedua orang tua yang selalu mendo’akan. Atas perhatian dan bimbingannya kami ucapkan terima kasih semoga makalah ini dapat bermanfa’at dan dapat menambah wawasan kita tentang: Model Pengembangan Kurikulum Administratif. Dan makalah ini juga pastinya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapan.


Pontianak, Mei 2010


Penyusun


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………
Analisis Model Pengembangan Kurikulum Administratif ………
BAB III PENUTUP ……………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………....















BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan mana yang digunakan.
Model-model pengembangan kurikulum memegang peranan penting dengan kegiatan pengembangan kurikulum. Sungguh sangat naif bagi para pelaku pendidikan dilapangan terutama guru, kepsek, pengawas, bahkan anggota komite sekolah, jika tidak memahami dengan baik keberadaan, kegunaan dan urgensi setiap model-model pengembangan kurikulum. Mengapa guru dituntut untuk mengetahui konsep-konsep tentang tentang kurikulum, yang dalam hal ini model-model pengembangan kurikulum? Karena pemahaman tentang kurikulum itu sendiri merupakan salah satu unsur kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru. Sesuai dengan bunyi pasal 10, undang-undang Nomor. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, yang mengatakan “bahwa kompetensi guru itu mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional.” Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang salah satunya kemampuan pengembangan kurikulum.
Model pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas, menurut Nana Syaodih Sukmadinata pengembangan kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang sudah ada (curriculum improvement). Sedangkan model adalah abstraksi dunia nyata atau represtasi peristiwa kompleks atau system dalam bentuk naratif, matematis grafis serta lambing-lambang lainnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pengembangan kurikulum adalah berbagai bentuk atau model yang nyata dalam penyusunan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada. Dalam pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai factor maupun aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berfikir, system nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya dan social), proses pengembangan kebutuhan peserta didik, lingkup (scope) dan urutan (sequence) bahan pelajaran, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan.
Model bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi realitas yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, model pada dasarnya berkaitan dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan sesuatu kedalam realitas, yang sifatnya lebih praktis. Model berfungsi sebagai sarana untuk mempermudah berkomunikasi atau sebagai petunjuk yang bersifat persfektif untuk mengambil keputusan, atau sebagai petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan. Nedler menjelaskan bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolong si pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara menyeluruh dan mendasar.






BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM ADMINISTRATIF
Berdasarkan perkembangan dan pemikiran para ahli kurikulum, maka dewasa ini telah banyak disajikan model-model pengembangan kurikulum. Setiap model pengembangan kurikulum tersebut memiliki karakteristik dan ciri khusus pada pola desain, implementasi, evaluasi dan tindak lanjut dalam pembelajaran.
Nana Saodih Sukmadinata (1997: 161) membagi model-model pengembangan kurikulum menjadi delapan model, yaitu the Administratif Model (line staff model), the Grass Roots Model, Beauchamp System, the Demonstration Model, Taba’s Inverted Model, Rongers’s Interpersonal Relation Model, the Systematic Action Reseach Model, dan Emerging Technical Model. Selain itu Ase Suherman dkk (2006: 60-66) membagi model pengembangan kurikulum menjadi: Model Ralph Taba, Model Administratif, Model Grass Roots, Model Demonstrasi, Model Miller-Seller, Model Taba’s (inverted model). Sementara itu Wina Sanjaya (2006: 82-91) membagi medel pengembangan kurikulum menjadi empat bagian, yaitu model Tyler, Model Taba’s, Model Oliva dan Model Beauchamp.
Akan tetapi pada kesempatan ini pemakalah hanya akan memaparkan atau menganalisis tentang model pengembangan kurikulum administratif. Model pengembangan kurikulum ini merupakan model pengembangan paling lama dan paling banyak dikenal. Diberi nama model administratif /disebut juga model line staff atau model dari atas ke bawah (Top-Down), karena inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Kerja model ini adalah pejabat pendidikan membentuk panitia pengarah yang biasanya terdiri atas pengawas pendidikan, Kepala Sekolah dan Staf Pengajar inti. Panitia pengarahan ini bertugas merencanakan, memberi pengarahan tentang garis besar kebijakan, menyiapkan rumusan falsafah dan tujuan umum pendidikan.
Model pengembangan ini bersifat sentralisasi, yaitu dengan wewenang administrasinya, administrator pendidikan dirjen, direktur atau kepala dinas pendidikan provinsi membentuk suatu komisi yang anggota-anggotanya terdiri dari tim yang terdiri dari pejabat dibawahnya seperti ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dan para tokoh dari dunia karja dan perusahaan (tim pengarah). Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep diatas, landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum.

Keunggulan dan Kelemahan Model Administratif
Setelah konsep ini tersusun, administrator pendidik membentuk kembali sebuah tim yang disebut tim kerja (anggotanya para ahli pendidikan atau kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi dan guru bidang studi yang senior) tim ini bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional, dijabarkan dalam konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh tim pengarah. Mulai dari penyusunan tujuan sampai pada tahap rencana pelaksanaan evaluasi. Sedangkan menurut Subandijah (1992: 70) tim ini tugasnya adalah menyusun tujuan khusus, isi dan kegiatan belajar. Setelah selesai maka hasil kerja tim kerja dikaji/direvisi ulang oleh tim pengarah. Bila dipandang perlu dan meskipun hal ini jarang terjadi, akan diadakan uji coba untuk meneliti kelayakan pelaksanaannya. Pelaksana uji coba rancangan kurikulum tersebut adalah sebuah komisi yang ditunjuk oleh panitia pengarah yang para anggotanya sebagian besar terdiri atas kepala sekolah. Hal ini dikerjakan oleh suatu komisi lainnya yang ditunjuk oleh panitia pengarah. Dan setelah mendapatkan beberapa penyempurna maka administrator menetapkan mulai berlakunya kurikulum tersebut dan memerintahkan kepada sekolah-sekolah untuk melaksanakannya atau diimplementasikan. Pada waktu pelaksanaan tim administrator selalu melakukan pemantauan. Kurikulum dengan pengembangan seperti ini dapat kita lihat dan rasakan pada pelaksanaan kurikulum tahun 1968, 1915, 1984, 1994 dan 2004 yang lebih bersifat sentralisasi.
Pengembangan kurikulum model administrstif menekankan kegiatannya pada orang-orang yang terlibat sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Karena pengarahan kegiatan berasal dari atas ke bawah, pada dasarnya model ini mudah dilaksanakan pada negara yang menganut system sentralisasi dan negara yang kemampuan profesional tenaga pengajarnya masih rendah. Kelemahan model ini terletak pada kurang pekanya terhadap perubahan masyarakat, disamping itu juga karena kurikulum ini biasanya bersifat seragam secara nasional, sehingga kadang-kadang melupakan (mengabaikan) kebutuhan dan kekhususan pada setiap daerah.












BAB III
PENUTUP
Model administratif sering pula disebut model garis staf, diberi nama model administratif atau line staff karena inisiatif dan gagasan pengembangan datang dari para administrator pendidikan dan menggunakan prosedur-prosedur administrasi. Dengan wewenang administrasinya, membentuk suatu komisi atau tim pengarah pengembangan kurikulum. Anggotanya terdiri dari pejabat dibawahnya, para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dan para tokoh dari dunia kerja dan perusahaan. Tugas tim ini adalah merumuskan konsep-konsep dasar, landasan-landasan, kebijaksanaan dan strategi utama dalam pengembangan kurikulum.kemudian administrator membentuk tim kerja terdiri dari para ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi dan guru-guru senior, yang bertugas menyusun kurikulum yang sesungguhnya yang lebih operasional menjabarkan konsep-konsep dan kebijakan dasar yang telah digariskan oleh tim pengarah. Setelah tim kerja selesai melaksanakan tugasnya, hasilnya dikaji ulang oleh tim pengarah serta para ahli lain yang berwenang atau pejabat yang kompeten.
Setelah mendapatkan beberapa penyempurnaan dan dinilai telah cukup baik, administrator pemberi tugas menetapkan berlakunya kurikulum tersebut. Dan dalam pelaksanaannya diperlukan monitoring, pengawasan dan bimbingan. Setelah berjalan beberapa saat perlu dilakukan evaluasi.
Dari uraian di atas, kita ketahui bahwa pengembangan kurikulum model administratif memiliki kelemahan yang terletak pada kurang pekanya terhadap perubahan masyarakat, disamping itu juga karena kurikulum ini biasanya bersifat seragam secara nasional, sehingga kadang-kadang melupakan (mengabaikan) kebutuhan dan kekhususan pada setiap daerah. Jadi rekomendasi dari kurikulum ini kurang tepat digunakan pada saat sekarang, karena banyak sekolah-sekolah kurang lengkapnya pasilitas berupa SDM (guru), media dan alat sehingga menyulitkan sekolah-sekolah dalam meninggkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan saat ini. Sehingga sulitnya pemerintah terkait untuk meningkatkan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan bangsa.
Sebaiknya pemerintah yang terkait dalam pendidikan menyediakan pasilitas berupa SDM, media dan alat yang merata di setiap sekolah demi tercapainya tujuan pendidikan nasional. Setelah barulah diterapkan pengembangan kurikulum model administratif.

















DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, dkk. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung: CV PUSTAKA SETIA
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Subandijah. 1992. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Grup
http://soegiartho.cybermq.com/post/detail/9925/model-model-pengembangan-kurikulum
http://chandrawati.wordpress.com/2009/04/20/model-model-pengembangan-kurikulum-dan-fungsinya-bagi-guru/